menjadi kendala bagi kita dalam menguraikan sejarah kesehatan Rasulullah noticed. Tapi kami tetap tidak menyangkalnya sebagai penghargaan kepada penulisnya dan bukan berarti kami mendukungnya. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam uraian para ulama ada yang sesuai dengan logika Sirah ada pula yang tidak. Untuk yang terakhir ini kami serahkan kepada para pembaca bagaimana menyikapinya. Al-Qadli 'Iyadl menulis: "Berkata Mujahid: Jika Rasulullah noticed sedang sembahyang beliau dapat melihat siapa yang ada di belakangnya seperti halnya melihat yang ada di sampingnya. Dari sini ia menafsirkan firman Allah "dan (melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud39" Dalam kitab al-muwattha' diriwayatkan Rasulullah noticed bersabda: "Sesungguhnya aku dapat melihat kamu yang ada di belakang". Dalam versi lain: "Sesungguhnya aku dapat melihat yang ada di belakangku seperti halnya aku melihat yang di sampingku". Versi lain lagi: "Aku dapat melihat melalui bahuku seperti halnya aku melihat yang di sampingku". Diriwayatkan oleh Baqiy ibn Mukhlad bahwa Aisyah mengatakan: "Rasulullah dapat melihat pada (suasana) gelap seperti halnya melihat pada (suasana) terang". Al-Syekh Muhammad AlBajjawi yang mempublikasikan al-syifa (edisi Kairo, 1977, vol. one/ninety two, fn. ten) berusaha mengajukan penafsiran rasional.".. maksudnya ialah bahwa Kami (Tuhan) memperlihatkan kedalam hatimu (Muhammad) bagaimana pandangan matamu menjangkau orang-orang yang berada di belakangmu sehingga mengetahui apa yang mereka lakukan. Uraian hadis ini ingin membuktikan ketajaman indera Rasulullah. Penafsiran ini sesuai dengan asumsi bahwa Rasulullah betul-betul melihat orang yang ada di belakangnya". Tapi Al-Qadli 'Iyadl menyatakan keberatan.
على الرغم من أنه مختصراً للسيرة إلا أنه قد أوفى حق صفحاته اللاتي يقاربن الستمئة وخمسين صفحة. ولكن تمنيت في كثير من المواضع لو أنه تم التطرق لكامل القصة أو الحدث بدلاً من وضع مرجع ولكن لو قام الكاتب بذلك لاحتاج لمجلدات كي يتسع كمِّ القصص والسير.
Sejenak kita kembali menemani perjalanan Rasulullah dan balatentaranya di saat melewati IrqizZabiya yang belum begitu jauh meninggalkan Madinah, di mana beliau ditemui oleh seorang badui yang membawa berita mengenai kafilah. Sebuah informasi yang sebenarnya tidak begitu berharga. Kemudian beliau melanjutkan perjalanan hingga tiba di Rouha pada malam Rabu pertengahan Ramadlan. Di sana beliau bermalam; dan pada pagi hari melanjutkan perjalanan melalui telaga Rouha yang banyak belokan. Mereka menamakan telaga tersebut dengan julukan telaga sagasig, mirip dengan kata zigzag dalam bahasa Eropa. Segera setelah melewati telaga dan semakin mendekati Badr, beliau menganjurkan kepada para sahabat untuk membatalkan puasa karena melihat ada kemungkinan perang, namun kaum muslim masih tetap melanjutkan puasa. Ketika tiba di lereng bukit beliau memilih tempat perkemahan pasukan dan mengajak sahabatnya berunding dan musyawarah untuk menentukan keputusan akhir. Di sini kita menyaksikan suatu pemandangan yang kurang menarik perhatian para penulis klasik akan makna dan kandungannya yang amat penting. Sewaktu pasukan berangkat dari Madinah, tujuan yang tertanam dalam benak mereka adalah mencegat dan menyerang kafilah. Ini berarti bahwa kemungkinan akan adanya perang jauh dari perhitungan mereka. Kemungkinan tersebut semakin nampak sehingga Rasulullah merasa perlu merundingkan situasi baru tersebut bersama para sahabat. Sekiranya bukan Muhammad pasti secara apriori sudah beranggapan bahwa para pengikut harus tunduk dan patuh melaksanakan kemauan pemimpinnya untuk bertempur. Tapi Rasulullah adalah demokrat sejati yang menghormati konstitusi. Beliau sangat memperhatikan perlunya memaparkan persoalan di hadapan jamaah untuk mereka diskusikan kemudian menyatakan pendapat masing-masing secara jelas, karena kepemimpinan adalah tanggung jawab besar dan jamaahlah yang selayaknya menentukan keputusan.
mempersilahkan setiap orang berbicara. Beliau mendengarkan setiap pembicaraan secara seksama. Apabila mereka telah mencapai kesepakatan, keputusan kemudian ditetapkan oleh beliau. Hal seperti itu beliau lakukan sewaktu merumuskan piagam Madinah yang seluruh pasalpasalnya didiskusikan dalam pertemuan terbuka. Dilakukan pula oleh beliau sewaktu mempersiapkan perang Badr, dan perang Uhud. Juga pada perang al-hudaibiyyah yang berakhir dengan perjanjian al-hudaibiyyah. Demikianlah tradisi Rasulullah selama ini. Umat adalah pemegang kekuasaan tertinggi menyangkut persoalanpersoalan keduniaan dan urusan politik yang merupakan kepentingan mereka. Rasulullah mendengarkan setiap perdebatan dan sesekali saja beliau mengarahkan lalu memutuskan pendapat yang disepakati. Tradisi inilah yang menjadikan umat Madinah sebagai masyarakat beriman yang merdeka, duduk sama rendah berdiri sama tinggi. Beliau tidak pernah memperlakukan seseorang dengan perlakuan istimewa kecuali atas dasar-dasar kemampuan dan bakat-bakat keahliannya terutama kredibilitas keimanan. Sa'd ibn 'Ubadah yang segera akan memperoleh perlakuan 'keras' pada akhir pertemuan ini adalah orang yang paling dicintai Rasulullah. Tidak sekali saja beliau pernah memuji-muji dan mendo'akannya untuk senantiasa mendapat rahmat Allah. Ia sesungguhnya tidak mempunyai ambisi tetapi kaumnya yang memaksa. Tatkala Abu Bakr tiba dan bertanya kepadanya: bagaimana pendapatmu, Abu Tsabit? jawabnya: aku termasuk dalam golonganmu" (Al-Baladzari , vol. 1/581). Dalam karya-karya Ibn Sa'd, Thabari dan Al-Baladzari terdapat kutipan yang hampir mencakup seluruh catatan (semacam notulen) pertemuan tersebut. Sebuah pertemuan yang menjadi kebanggaan umat Islam hasil didikan Rasulullah observed dan kelanjutan tradisinya. Hanya pada pertemuan ini yang menjadi peristiwa satu-satunya dalam sejarah umat Islam hingga abad modern day dimana keputusan menentukan bagi kepentingan umat seluruhnya ditetapkan berdasarkan permusyawaratan murni, terbuka dan bebas.
Mizan Grup memiliki visi untuk menciptakan masyarakat beradab dan sejahtera dalam bingkai keberagaman yang berorientasi kemajuan. Untuk mencapai visi tersebut, Mizan Grup memiliki misi untuk menyebarluaskan hikmah kepada masyarakat Indonesia dan world-wide melalui konten-konten yang mencerahkan.
Pada fajar hari berikutnya seusai shalat shubuh Rasullah mengajak musyawarah mengenai rencana dan strategi pertempuran. Al-Hubab ibn Al-Mundzir segera bertanya apakah hal ini termasuk ketentuan wahyu atau perhitungan perang? Rasullah menjawab ini adalah masalah perhitungan perang. Al-Hubab ibn Al-Mundzir adalah seorang sahabat yang pernah menganut Kristen yang memiliki keahlian strategi perang atau apa yang disebut keahlian mengatur taktik dan siasat perang.
Sahabat yang tergolong kaya berusaha membebaskan pengikut yang tertindas dari statusnya sebagai hamba sahaja dengan menebus sejumlah bayaran kepada tuan yang memilikinya. Adalah Abu Bakar dan Usman yang dikenal banyak berjasa dalam hal ini. Dengan demikian sudah nyata bagi kaum musyrik keteguhan pendirian kaum muslim memegang aqidah dan kesiapan mengorbankan segala yang dimiliki. Ternyata Islam tidak segampang yang mereka bayangkan dan sudah menjadi tantangan yang harus diperhitungkan dengan menyiapkan segala potensi dan daya upaya untuk menghadapinya. Sementara itu ayat-ayat al-Qur'an yang turun semakin intensif menyerang animisme, kekufuran dan syirik serta mengajak untuk meninggalkan sikap-sikap dan perbuatan yang sia-sia menuju kepada keimanan yang utuh terhadap keEsaan Allah. Bagi mereka, Islam sudah merupakan ancaman yang membahayakan ideologi mereka, sistim kehidupan dan position sosial yang mereka nikmati sebagai elit penguasa dan pemiliknya. Perlawanan mereka beralih menjadi difensif demi mempertahankan status quo dari penetrasi ideologi baru dengan segala konsekwensinya yang tidak akan pernah menerima kompromi. Oleh karena itulah pemimpin Qureisy menggunakan kekerasan dan teror. Meskipun seluruh kekuatan sudah mereka curahkan untuk memberantas dakwah Islam namun tidak berhasil, karena Muhammad adalah Rasulullah dan para pengikutnya sangat teguh memegang pendirian, tabah menghadapi setiap ancaman dan cobaan terutama karena al-Qur'an selalu membekali mereka dengan keterangan-keterangan yang jelas. Di bawah pimpinan Rasulullah mereka mengajak ke jalan Allah dengan penuh hikmah dan pengajaran yang baik.
Qureisy di Ka'bah dan kebetulan Rasulullah sedang duduk di salah satu pojoknya. Orang-orang Qureisy ingin memperolok-olok Rasulullah maka mereka mununjuk ke arah Rasulullah sembari berkata kepada sang pedagang : apakah kamu melihat orang yang sedang duduk itu ? pergilah kesana nanti ia yang akan menyelesaikan persoalanmu. Mereka melakukan hal ini karena mengetahui ketegangan antara Rasulullah dengan Abu Jahal. Mereka pun yakin bahwa Muhammad tidak akan mampu membantu sang pedagang. Tapi setelah Rasulullah mendengar pengaduannya, beliau bangkit sementara orang-orang Qureisy tercengang melihatnya dan mengira bahwa Muhammad akan membayarnya dari hartanya sendiri. Tapi ternyata beliau mengajaknya menuju kediaman Abu Jahal lalu mengetuk pintu. Diriwayatkan oleh Yunus ibn Bakier dari Muhammad ibn Ishaq dari Abu Sufyan Al-Tsaqafi yang berkata :"Demi Allah, begitu melihat wajah Rasulullah di pintu ia (Abu Jahal) seketika pucat dan Muhammad pun berkata kepadanya: berikan hak orang ini, yang dijawabnya: ya, jangan tinggalkan tempat sebelum seluruh haknya aku bayarkan. Beberapa saat setelah itu orang-orang Qureisy menanyakan kepada Abu Jahal: apa yang terjadi, demi Tuhan kami belum pernah menyaksikan hal seperti itu? jawab Abu Jahal: "tunggu dulu, demi Tuhan, begitu ia mengetuk pintu dan mendengar suaranya aku ketakutan, aku melihat ke arahnya bagaikan buku nabi muhammad pdf aku mengahadapi unta raksasa yang sedang lepas kendali, aku merasa jika tak menunaikan keinginannya bisa-bisa aku habis riwayat" Secara umum hikayatnya dapat diterima kecuali penghujungnya. Muhammad observed merasa terpaksa bangkit menolong orang tersebut kala melihat olok-olokan orang-orang Qureisy yang sebenarnya tidak pernah akan memperbolehkan bagi dirinya menerima perlakuan seperti itu meskipun beliau terkenal dengan perangai rendah hati dan pema'af. Kemudian beliau menyadari bahwa dirinya adalah kemanakan Abu Thalib yang ikut menyetujui perjanjian hilf al-fudlul, suatu perjanjian yang mengharuskan kepada setiap anggotanya memperlakukan kaum lemah dengan baik dan menjamin hak-hak mereka.
Hal itu mereka lakukan sebagai upaya pesimistis, setelah kurang lebih sepuluh tahun berkecamuk perlawanan buta terhadap Islam tanpa menghasilkan apapun yang berarti. Yang menarik dalam hal ini adalah bahwa walaupun bermacam-macam halangan dan rintangan yang dihadapi, dan meskipun benteng kebencian dan perlawanan demikian kuatnya, serta kendatipun pelbagai kegiatan teror dan siksaan menimpa Muhammad dan para pengikutnya, namun sepanjang periode tersebut beliau tidak pernah -walau sekalipun- kehilangan daya kontrol; baik dalam perkataan maupun perbuatan. Sama sekali tidak pernah kehilangan kesabaran, tidak pula sedikit pun rasa putus asa menyentuh jiwanya. Suatu sikap perjuangan yang perlu kita pedomani pada diri Rasulullah observed. Para penulis Sirah yang berwawasan emosional keagamaan dengan penuh semangat menguraikan dan merinci cara-cara perlawanan kaum musyrik sementara menanamkan kesan bahwa Allah jua yang memelihara Rasulullah dari segala perbuatan keji yang dapat mencelakakan beliau, dan bahwa Allah yang menjamin beliau akan berhasil dalam misinya. Mereka tidak menyadari bahwa pandangan demikian itu mengurangi nilai jerih payah dan usaha Rasulullah menghadapi lawannya. Sejauh mana ketauladanan beliau yang penuh ketabahan mengemban tugas. Sirah adalah wahana pendidikan. Kita mempelajarinya dengan tujuan supaya dapat mengikuti jejak Rasulullah dalam akhlak dan prilaku, dalam bersikap dan bertindak. Beliau sebagai suritauladan dengan sengaja diperhadapkan kepada berbagai tantangan, cobaan dan perlakuan yang menyakitkan agar setiap pengikutnya menyadari bahwa semua itu adalah bagian dari perjuangan hidup setiap muslim yang jujur memperjuangkan agama.
Kisah di atas hanyalah sebagian kecil dari pembacaan ulang yang dilakukan oleh penulis terhadap Sirah Nabi noticed. Masih banyak kisah-kisah lain yang terkait dengan kehidupan Nabi noticed.
tidak ada yang berindikasi pengaruh racun. Namun Rasulullah sendiri menyinggung adanya hubungan antara usaha percobaan meracun beliau dengan penyakit yang diidapnya. Penyakit yang menyebabkan wafatnya. Agar persoalannya menjadi lebih jelas kami akan memaparkan dengan singkat peristiwa percobaan meracun Rasululah dari riwayat versi al-maghazi karya Muhammad ibn Umar AlWaqidi, meski menurut ulama hadis belakangan, al-Waqidi adalah yang ‘tertuduh’, barangkali karena ia tidak mengikuti cara dan pendekatan yang dianut mereka dalam meriwayatkan suatu berita. Agak berbeda memang dengan pendekatan ilmu hadis dan hal ini tidak menyenangkan bagi ulama hadis. Untuk itu Ibn Katsier berkata: “al-Waqidi memuat berita-berita tentang wafatnya Rasulullah secara berlebihan dan sarat dengan informasi yang cukup aneh. Kelemahannya terdapat pada komposisi sanad yang lemah, teks yang tidak akurat terutama menyangkut berita-berita yang diceritakan oleh para ‘tukang hikayat’ masa belakangan. Riwayat-riwayat tersebut umumnya palsu tentunya, sedangkan dalam hadis-hadis shahih dan hasan yang termuat dalam kitab-kitab hadis populer sudah tersedia. Dengan demikian, tidak perlu memperhatikan ‘omong kosong’ dan berita-berita yang tidak diketahui sanadnya.” Mengenai hadis racun, para perawi yang diandalkan mengatakan bahwa setelah Rasulullah SAW menduduki dan menguasai Khaebar seorang wanita bernama Zainab binti Al-Harits ibn Abi AlHaqiq dengan penuh dengki berencana meracun Rasulullah. Pertama-tama ia mencari tahu bagian manakah dari daging kambing yang paling disukai oleh Muhammad? Mereka menjawab: kaki depan dan bahunya. Maka ia pun menangkap seekor kambing piaraannya dan memotongnya lalu ia minta tolong kepada orang-orang Yahudi untuk menunjukkan racun yang paling ampuh. Merekapun memberi kan kepadanya kemudian ia memasangnya pada kambing (yang sudah terpotong) dengan memperbanyak pada bagian kaki depan dan bahu.
ibn Umar Al-Waqidi, mengatakan aku diberitahu oleh Abdallah ibn Muhammad ibn Umar ibn Ali ibn Abi Thalib dari ayahnya berkata: Rasulullah meminta kepada Ali pada saat sedang sakit keras untuk mendo'akannya. Setelah mendo'akannya beliau memintanya lagi untuk lebih mendekat, maka aku (Ali) mendekat dan beliau menyandarkan diri padaku. Dalam keadaan itu beliau terus berbicara denganku hingga air liur beliau membasahi diriku kemudian beliau (ternyata) telah pergi dan aku merasakan beban (badannya) lebih berat dalam pangkuanku maka aku berteriak: wahai Abbas tolong, aku telah binasa. Kemudian Al-Abbas datang dan bersamasama membaringkan beliau". Riwayat lain yang lebih rinci mengatakan:"Aku diberitahu oleh Muhammad ibn Umar al-Waqidi mengatakan aku diceritakan oleh Sulaiman ibn Daud ibn al-Hushaini dari ayahnya dari Abi Ghathfan berkata: aku bertanya kepada Ibn Abbas, apakah anda melihat Rasulullah wafat dalam pangkuan seseorang? jawabnya: beliau wafat sedang dipangku oleh Ali; karena menurut 'Urwah ibn al-Zubair (kemanakan Aisyah) Aisyah berkata kepadanya bahwa: Rasulullah wafat dalam pangkuannya; maka Ibn Abbas menimpali: apakah hal itu masuk akal? Demi Allah beliau wafat dalam pangkuan Ali. Dialah yang memandikannya bersama saudaraku Al-Fadhl ibn Abbas sedang kakekku Al-Abbas tidak hadir. Lebih lanjut dikatakan bahwa Rasulullah meminta kepada kami ahl al-bait untuk tidak menonjolkan diri maka Al-Abbas melakukannya (Tabaqat, vol. two/fifty two). Bagaimanapun keadaannya segenap riwayat sependapat bahwa dalam keadaan beliau terbaring di tempat tidur jenazahnya ditutupi dengan kain hitam (Tabaqat, vol. two/3). Riwayat lain yang besumber dari Aisyah juga mengatakan"setelah demam panas Rasulullah semakin memuncak dan wajahnya terlihat memerah, jidat berkeringat, sebelum itu aku belum pernah melihat seseorang meninggal; Beliau meminta supaya aku mendudukkannya dan menyandarkannya pada diriku (memangku) lalu aku mengusap kepalanya kemudian tanganku terjatuh ketika beliau mengalihkan kepala dan aku merasa ada gumpalan dingin membasahi dadaku kemudian kami menutupi mayatnya dengan kain, sementara teriakan histeri membahana dari para ibu-ibu.
Semua buku yang tersedia di Mizanstore.com rata-rata nominal lebih murah fifteen% dari harga yang biasa kamu temukan di toko buku konvensional. Diskon tambahan juga dapat berlaku apabila terdapat pre buy, promo dari penerbit, dan promo yang diadakan Mizanstore.com.
Tapi terbukti secara ilmiah bahwa kawasan tersebut pada masa Rasulullah justeru merupakan daerah-daerah hijau yang kaya akan tumbuhan, pepohonan dan rerumputan dengan pesona kicau burung dan binatang gembalaan yang bertebaran menghiasi padang luas di sekitar bukit Hira dan bukit-bukit lainnya. Secara geografis kita memasuki tahap-tahap akhir period ketiga proses transisi era salju di mana kekeringan telah membuat padang pasir menjadi gersang dan tandus. Tapi seribu empat ratus tahun lalu masih tersisa kawasan hijau menutupi daerah padang pasir yang ada pada setengah wilayah dunia di sebelah utara oleh peralihan salju ke arah utara. Jadi, Muhammad berjalan ke gua Hira bukan melalui tanah tandus dan gersang melainkan tanah subur yang ditumbuhi rerumputan menghijau yang merupakan daerah best bagi para pengembala melepas binatang gembalaannya. Kepada mereka itulah Muhammad dan para pencari kebenaran berderma memberi makan setiap kali lewat menuju tempat khalwat.